JAKARTA – Pucuk pimpinan Polri kini berganti. Dari Jenderal Polisi Idham Azis ke Listyo Sigit Prabowo.
Listyo telah dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi pada Rabu (27/01/2021) lalu. Di saat bersamaan, Idham Azis purna tugas atau memasuki masa pensiun.
Baca Juga :
Setelah tidak berseragam polisi lagi, Idham mengaku tidak punya rencana khusus. Dia hanya melanjutkan hobinya dan kembali ke kampung halaman, di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Pria kelahiran Kendari, 30 Januari 1963 ini, berkeinginan bisa kembali berkumpul bersama keluarganya.
Di kampung halamannya pun, dia hendak berkebun dan memancing ikan sepuasnya.
Pemilik hobi berbulu tangkis ini, memang diketahui hobi memelihara ikan arwana.
Dalam bukunya yang berjudul Idham Azis Sang Elang Pemimpin, dituliskan, dirinya mulai memelihara ikan arwana sejak masih berpangkat letnan dua.
Ikan itu diperolehnya di Pasar Ciroyom. Meski saat itu, dia belum mengetahui falsafah di balik gerak gerik si arwana.
Saat ini, Idham sudah mempunyai enam ekor arwana di rumah pribadinya. Dia membelinya bukan karena ingin berinvetasi, melainkan untuk memenuhi kesenangannya.
Bahkan, dia kadang memberi hadiah ikan arwana kepada orang lain.
“Mungkin karena saya Aquarius kali, saya senang air. Mungkin lho, tapi yang jelas sudah 32 tahun. Dan setiap saya punya kantor pasti ada arwananya,” kata Idham dalam buku tersebut.
Tak hanya itu, Idham juga mulai memelihara sembilan ekor koi yang panjangnya satu meter. Juga telah memiliki burung berjenis cucakrawa dan murai.
Hobi lain yang dia tekuni adalah mengoleksi keris dari berbagai daerah di Nusantara. Ada juga pemberian teman sebagai peninggalan leluhurnya.
“Tapi saya tidak benar-benar paham keris, kawan-kawan yang tahu,” ungkap Idham.
Satu hal yang pasti, Idham tidak tertarik terjun ke politik praktis setelah pensiun jadi polisi.
“Tidak hari ini atau kapan pun,” tegasnya.
Idham sendiri saat dilantik jadi Kapolri, usianya 56 tahun. Menjabat selama 14 bulan. Yang menurutnya, tidak pernah bermimpi untuk itu.
“Saya tidak pernah bermimpi jadi Kapolri, dan saya yakin seindah apapun rencana manusia, dia tidak akan pernah bisa mengalahkan rencana dan keputusan Tuhan,” ungkapnya.
Baginya, menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu, merupakan campur tangan Tuhan. Dan doa ibundannya.
Sehingga, saat menjalani amanah itu, dia tidak pernah ambil pusing terhadap suara sumbang yang dialamatkan kepadanya. (*)
Komentar