MAKASSAR – Lebih dari setengah penduduk Indonesia telah tersambung dengan internet. Pengguna internet di dunia bahkan lebih dari 3,2 milyar orang. Sayangnya, jumlah netizen di Indonesia yang mencapai 132 juta orang kebanyakan menggunakan internet untuk hal yang kurang produktif.
Pada faktanya, tak sedikit netizen menggunakan internet untuk mengakses konten pornografi dan berita palsu (hoax). Padahal, potensi bisnis di dunia internet sangat besar. Internet berkecepatan tinggi (high speed internet) memancing lahirnya perusahaan start-up baru.
Hal ini mengemuka dalam pelatihan digital marketing yang digagas Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan di Hotel Alden, Jalan Lasinrang, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (31/7/2017).
Baca Juga :
Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI), Hidayat Nahwi Rasul menguraikan, melalui pembangunan kabel bawah laut yang terbentang di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua, akses internet akan semakin cepat. Dengan kecepatan akses internet ini, pemuda harus dibekali literasi informasi digital, termasuk tata cara berbisnis online.
Pelatihan ini antara lain diikuti peserta dari Pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan, Koalisi Perempuan Indonesia, dan Laskar Merah Putih (LMP). Jaringan pita lebar serat optik Sulawesi, Maluku, Papua, kata Hidayat, harus diimbangi dengan sosialisasi literasi digital.
“Agar anak-anak muda secara aktif menyambut era ekonomi informasi,” jelas anggota White List Nusantara Kemkominfo ini.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemuda di Sulawesi Selatan didorong memiliki ilmu digital marketing agar bisa mandiri secara ekonomi dan meningkat kesejahteraannya. Selama ini, lanjut Hidayat, banyak kaum muda menggunakan internet untuk hal-hal negatif, seperti mengakses pornografi.
“Itu semua akan tereliminasi jika mereka punya keterampilan untuk mencari uang di internet,” sebut Ketua Komisi Teknologi ICMI Sulawesi Selatan ini.
[NEXT]
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Kepramukaan Dispora Sulawesi Selatan, Megawati menyatakan, pihaknya mendorong pengembangan kewirausahaan pemuda berupa keterampilan dan kemandirian berusaha. Lanjut, dia mengatakan bahwa Dispora memfasilitasi pemuda menjadi pengusaha bisnis online.
“Agar pemuda bisa menjual produk di internet dan menghasilkan uang,” katanya.
Adapun menurut Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2009, kata Megawati, pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yaitu berusia 16 sampai 30 tahun. Sebab itu, pemuda di Sulawesi Selatan yang mencapai 3 juta didorong bisa produktif.
Pakar bisnis online Ali Mustika Sari yang menjadi pemateri pelatihan mengungkapkan, kawula muda menggunakan media sosial untuk berjualan. Teknologi yang semakin berkembang, memudahkan berjualan di media sosial, seperti Facebook dan Instagram.
“Bisnis online bukanlah bisnis sekarang atau besok. Bisnis online adalah bisnis masa depan. Karena itu, gunakan teknologi untuk berjualan,” ajaknya. (*)
Komentar