TANGERANG – Peristiwa tragis kecelakaan maut yang terjadi di tanjakan Emen, Subang, Sabtu (10/2/2018) kemarin masih menyisakan cerita yang mendalam. Cerita mereka membuat bulu merinding.
Seperti diungkapkan Ketua Panitia Rapat Anggota Tahunan Koperasi Simpan Pinjam Permata, Mailinda (54). Dirinya yang ketika kejadian duduk persis di belakang kursi pengemudi menyaksikan, bus melaju di turunan tersebut menabrak sepeda motor.
“Saat kejadian di turunan kencang, lalu menghindari motor yang ada di depan,” ujarnya.
Baca Juga :
Bus bernomor polisi F 7959 AA yang melaju kencang itu pun gagal mengantisipasi tabrakan dengan sepeda motor Honda Beat nopol T 4382 MH tersebut.
“Busnya memang kencang hilang kendali, daripada jatuh ke jurang, bus banting ke kiri nabrak tebing,” terangnya.
Melinda yang kini dalan perawatan di ruang rawat inap RSUD Tangsel pun merasakan saat bus tersebut terguling dan menghantam tebing. Dirinya pun mengalami luka memar di kepala dan bagian tulang rusuknya.
“Mata memar, tulang iga saya sakit, enggak tahu kenapa,” keluhnya.
Sementara itu, Kakorlantas Mabes Polri Irjen Pol Royke Lumowa saat mengunjugi korban selamat di RSUD Tangsel memastikan pentingnya perbaikan jalur di tanjakan Emen. Pasalnya kejadian kecelakaan di lokasi itu, bukan hanya sekali ini, tapi sudah terjadi kejadian serupa sebelumnya. Menurut Royke, pelu dibuatnya jalur penyelamat, bagi kendaraan yang melintas ditanjakan tersebut.
“Jalan itu rekayasa wajib geometris. Jalan harus diukur lagi. kalau ada lahan, harusnya ada jalur penyelamat dan disiapkan Pemda setempat atau Perhutani. Karena itu lahan Perhutani kalau tidak salah,” terang Irjen Royke Lumowa, Minggu (11/2/2018) malam. (*/B)
Komentar