MAKASSAR – Apakah ada pasangan suami istri (pasutri) yang merasa mandul atau diistilahkan infertilitas? Setiap pasangan suami istri (pasutri) tentu memimpikan memiliki anak sebagai generasi penerus mereka. Namun tak jarang juga, banyak pasangan yang bertahun-tahun melakukan hubungan suami istri, nyatanya tak mendapatkan keturunan.
Salah satu faktor penyebab pasutri tak berhasil mendapatkan momongan dikarenakan salah satu atau keduanya mengalami kemandulan, yang dalam istilah medis disebut infertilitas. Istilah infertilitas ini dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk.
Hal itu dijelaskan Dr. Andi Asrina, SKM, M.Kes, salah satu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (FKM UMI), Kamis, (14/9/2017). Salah satu mata kuliah yang diajarkan Andi Asrina kepada mahasiswa yakni Infertilitas dan Pendidikan Seks.
Baca Juga :
Dikatakan dosen yang mengajarkan sembilan mata kuliah ini, istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang reproduksi yang dimaksudkan untuk membuahkan keturunan pada manusia maupun hewan. Reproduksi dilakukan melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau jantan dan betina.
Pada manusia, ujar Perempuan kelahiran Bulukumba 3 Agustus 1974, infertilitas mengistilahkan ketidakmampuan pasangan atau salah satu di antara pasangan untuk memiliki keturunan.
“Banyak faktor secara biologis yang dapat menyebabkan infertilitas, meskipun begitu hal tersebut dapat diobati dengan bantuan teknologi medis,” ujar wanita yang hobi membaca buku ini.
Sedang pendidikan seks lebih cenderung pada edukusi. Pasalnya, tanggung jawab dan tugas pendidikan orang tua terhadap anak sangat besar. Hal ini dapat terjadi karena di satu sisi, perkembangan dunia khususnya tentang informasi sangatlah luar biasa.
Di sisi lain, bekal orang tua untuk mendidik anak sangatlah minim. Ledakan arus informasi dapat dilihat dari adanya berbagai siaran TV dari dalam maupun luar negeri yang hampir setiap saat dapat ditonton.
Akibatnya, pengetahuan anak sering melampaui orangtuanya. Perkembangan Iptek, misalnya, anak dengan gampang dapat menyebutkan dan menanyakan arti istilah kloning yang mungkin jarang didengar orangtuanya, apalagi diketahui artinya. (*)
Biodata :
Nama lengkap : Dr.Andi Asrina, SKM., M.Kes
Tempat tanggal lahir : Bulukumba, 3 Agustus 1974
Alamat : BTP Blok B no.53
Agama : Islam
Status : Menikah, 3 putri.
Mata kuliah yang diajarkan :
– Promosi Kesehatan
– Psikologi Kesehatan
– Sosioantropolgi Kesehatan
– Komunikasi Kesehatan
– Analisis Kualitatif
– Infertilitas dan Pendidikan Seks
– Kesehatan Reproduksi Remaja, Dewasa dan Lansia
– Aplikasi Promosi Kesehatan
– System Thinking
Hobi : membaca
Riwayat pendidikan :
– S1 Kesehatan Masyarakat STIK Tamalatea
– S2 Kesehatan Masyarakat Unhas
– S3 Sosiologi Universitas Negeri Makassar. (*)
Komentar