Logo Lintasterkini

Herd Immunity Melindungi Kelompok yang tidak Divaksinasi

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Senin, 14 Desember 2020 02:45

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito.

JAKARTA — Pentingnya masyarakat mendapatkan vaksinasi dalam masa pandemi, bertujuan agar terciptanya herd immunity atau kekebalan kelompok. Meskipun vaksinasi memberikan kekebalan secara individu, namun terciptanya herd immunity akan melindungi masyarakat yang tidak memperoleh vaksinasi karena alasan tertentu, terlindungi dari paparan penyakit.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito saat memberi keterangan pers di Jakarta, Kamis (10/12/2020). Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mencapai kekebalan kelompok atau komunitas ini, prinsip gotong royong merupakan hal yang utama.

“Kekebalan komunitas dapat dicapai, apabila masyarakat yang sehat dan memenuhi kriteria melakukan vaksinasi. Sehingga dengan jumlah yang memadai, maka akan tercipta herd immunity, sekaligus melindungi kelompok-kelompok yang tidak divaksinasi,” ujarnya.

Masyarakat juga perlu mengetahui beberapa kriteria ideal vaksin yang berkualitas, diantaranya efikasi dan efektivitas. Kedua aspek ini memiliki peran untuk mengukur manfaat vaksin dalam mengendalikan Covid-19.

[NEXT]

Wiku menjelaskan secara rinci, aspek pertama ialah efikasi ialah besarnya kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu di kondisi ideal dan terkontrol. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji klinis vaksin di laboratorium yang dilakukan kepada populasi dalam jumlah yang terbatas.

Aspek kedua, adalah efektivitas yaitu kemampuan vaksin mencegah penyakit dan menekan penularan pada individu, pada lingkup masyarakat luas.

“Yaitu penilaian kemampuan vaksin melindungi masyarakat secara luas yang masyarakat tersebut adalah heterogen (beragam),” lanjut Wiku.

Dalam hal efektivitas, terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi. Faktor pertama ialah penerima vaksin seperti usia, komorbid (penyakit penyerta), riwayat infeksi sebelumnya, serta jangka waktu sejak vaksinasi dilakukan.

Faktor kedua, adalah karakteristik dari vaksin tersebut. Seperi jenis vaksin, active atau inactivated, komposisi vaksin dan cara penyuntikannya. Dan faktor ketiga, adalah kecocokan strain pada vaksin, dengan strain pada virus yang beredar di masyarakat.

Untuk mengetahui aspek efektivitas vaksin, maka perlu adanya data surveilans, untuk melihat perkembangan kasus serta memantau dampaknya. Data imunisasi untuk melihat cakupan imunisasinya, dan data klinis individu pendukung untuk melihat aspek lain yang mempengaruhi kondisi kesehatan individu.

Sedangkan terkait efisiensi vaksin, dapat dilihat dari nilai pembelanjaan vaksin. Vaksin dapat mencegah pengeluaran biaya kesehatan yang lain untuk menangani orang yang sakit akibat penyakit tersebut. (*)

 Komentar

 Terbaru

News28 Oktober 2024 21:51
Andi Sudirman Bungkam DIA Terkait Angka Kemiskinan, Makassar Justru Naik Berdasarkan Data
MAKASSAR – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 02, Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi (Andalan Hati) “membung...
Pemerintahan28 Oktober 2024 17:28
Bupati Gowa Ajak Pemuda Ikut Sukseskan Pilkada 2024
GOWA – Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan mengajak para pemuda ikut berkontribusi dalam mensukseskan Pilkada 2024, khususnya dalam meningkatkan ...
News28 Oktober 2024 17:13
Dukung Keberlanjutan Lingkungan, Pelindo Regional 4 Tanam Bunga Bougenville
MAKASSAR – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 bersama Persatuan Istri Pegawai (PIP) Pelindo Regional 4 turut serta dalam program penanaman ...
Ekonomi & Bisnis28 Oktober 2024 16:47
Kursus Barista Kota Makassar, Sukses Diselenggarakan Verso dan Four Points by Sheraton Makassar
MAKASSAR – Kegiatan Kursus Barista Kota Makassar Batch 24 sukses dilaksanakan oleh Verso Barista Academy (VBA), 24-27 Oktober 2024 di Four Point...