MAKASSAR – Seorang pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar, bernama Sahrullah, dilaporkan meninggal dunia dengan dugaan kuat mengalami penganiayaan saat menjalani perawatan. Kejadian ini menimbulkan berbagai pertanyaan dari pihak keluarga yang merasa ada kejanggalan atas kematian Sahrullah.
Kerabat korban, Aswan, menjelaskan bahwa Sahrullah masuk ke RSKD Dadi Makassar pada Jumat (18/10/2024) pukul 12.00 Wita. Namun, tidak sampai 24 jam, Aswan menerima kabar duka bahwa Sahrullah telah meninggal dunia pada pukul 21.00 Wita di hari yang sama.
“Kami menerima informasi kematian Sahrullah pada pukul 22.00 Wita, namun ia meninggal pukul 21.00 Wita,” ujar Aswan melalui telepon pada Minggu (20/10/2024).
Baca Juga :
Aswan menambahkan bahwa dirinya melihat beberapa kejanggalan terkait kematian saudaranya. Ketika jenazah Sahrullah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk diautopsi, ditemukan beberapa luka yang mencurigakan di tubuhnya.
“Saya melihat ada luka di beberapa bagian tubuh Sahrullah. Ini membuat kami merasa kematiannya tidak wajar,” katanya.
Menurut Aswan, luka-luka yang terlihat di tubuh Sahrullah termasuk luka di atas alis sebelah kiri, di bawah pelipis mata, serta tanda jeratan di leher korban.
“Di leher ada bekas seperti jeratan tali, seolah-olah dia mengalami kekerasan. Juga ada luka di bagian belakang kepalanya,” ungkapnya.
Aswan menyatakan bahwa pihak RSKD Dadi memberikan dua versi keterangan terkait kematian Sahrullah. Salah satunya menyebutkan bahwa Sahrullah mengamuk dan berusaha memukul pasien ODGJ lain.
“Pada awalnya, mereka mengatakan bahwa Sahrullah mengamuk dan berusaha memukul pasien lain. Namun yang aneh, justru Sahrullah yang meninggal,” jelasnya.
Aswan pun mempertanyakan mengapa Sahrullah, sebagai pasien baru, langsung digabung dengan pasien ODGJ lainnya tanpa pengawasan ketat, padahal seharusnya ada prosedur yang lebih aman bagi pasien baru.
“Kenapa pasien baru, yang seharusnya dalam pengawasan ketat, bisa digabung dengan pasien lain? Ini yang menjadi tanda tanya bagi kami,” tambah Aswan.
Selain itu, Aswan mempertanyakan bekas jeratan di leher Sahrullah. Berdasarkan keterangan dari pihak RSKD Dadi, Sahrullah hanya diikat di tangan dan kaki karena mengamuk.
“Mereka mengatakan hanya tangan kanan dan kiri yang diikat, tapi kenapa ada bekas tali di lehernya? Ini menambah kejanggalan yang kami rasakan,” tegasnya.
Jenazah Sahrullah telah diautopsi oleh Bidang Dokter dan Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, dan pihak keluarga juga telah melaporkan kasus ini ke Polrestabes Makassar pada hari yang sama.
“Sudah kami laporkan ke Polrestabes Makassar, dan autopsi juga sudah dilakukan,” ucap Aswan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Hubungan Masyarakat RSKD Dadi Makassar, Sukirman, membenarkan adanya pasien ODGJ yang meninggal dunia. Namun, ia belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut terkait kronologi kejadian tersebut.
“Memang benar ada kejadian itu. Namun untuk kronologinya, kami masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak penyidik Polrestabes,” ujar Sukirman.
Sukirman juga menyebut bahwa beberapa pegawai rumah sakit telah diperiksa terkait kejadian ini, dan pihak rumah sakit menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dari penyidik untuk menghindari spekulasi yang simpang siur.
“Kami masih menunggu hasil pemeriksaan penyidik, agar informasi yang beredar tidak simpang siur,” pungkasnya. (*)
Komentar