PAREPARE – Apa yang diutarakan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Parepare, Ari Prihandini, beberapa waktu lalu akan prediksi penurunan angka penduduk muskin di Kota Parepare, mungkin perlu ditinjau ulang.
Soalnya potret kemiskinan di Kota Bandar Madani ini malah muncul satu persatu. Setelah dihebohkan potret kemiskinan nenek trotoar, kali ini, hal yang sama bisa dijumpai dalam kehidupan Wa’ Mira (71), seorang nenek yang hidup sebatang kara di kontrakannya, di Jalan Pinisi Kota Parepare.
Nenek kelahiran tahun 1945 ini malah mengundang kekhawatiran warga sekitar rumahnya jika terjadu apa-apa karena sudah tua, tinggal sendirian dan sakit-sakitan serta tidak memiliki BPJS kesehatan. Selain hal tersebut, kekhawatiran warga juga dikarenakan Wa’Mira yang memasak memakai kayu bakar di atas rumah kayu kontrakannya yang sudah reot.
Baca Juga :
“Itu yang kami khawatirkan kalau beliau sakit dan tidak ada yang lihat. Ia seharusnya diajak ke panti jompo saja,” ucap Dirwan, seorang tetangganya, Senin (25/7/2016) kepada awak media.
Saat ini, untuk bertahan hidup, Wa’ Mira berjualan cakar atau pakaian bekas import dari rumah ke rumah, milik pedagang cakar yang mempercayainya untuk berjualan.
“Kerja apa saja nak, asalkan halal dan bisa bertahan hidup. Kalau tidak punya uang, kadang tetangga ada yang kasih lauk,” ucap nenek tua ini.
Ketua RT2 RW3 Kelurahan Cappa Galung, Ela Amalia yang dikonfirmasi mengakui jika Wa’Mira memang tidak punya BPJS. Dia berjanji, akan segera mengupayakan agar Wa’Mira di daftar.
“Kami rutin salurkan raskin setiap bulan sebanyak lima liter. Kondisi Wa’Mira sebenarnya sudah kami masukkan ke Dinas Sosial, tinggal tunggu keputusan, apakah dia berhak terima bantuan atau tidak,” jelas Ela. (*)
Komentar