MAKASSAR – Aparat kepolisian berhasil menangkap komplotan begal taksi online di kota Makassar. Komplotan ini diketahui juga sempat menculik pengemudi taksi online tersebut
Terdapat tiga pelaku yang berhasil diringkus polisi di rumahnya masing-masing di Kecamatan tamalate, Makassar. Hal itu diungkapkan Kanit Jatanras Polrestabes Makassar, Iptu Afhi Abrianto, Sabtu (28/8/2021).
“Tiga orang yang diduga pelaku dari kasus penculikan dan pencurian terhadap sopir taksi online di daerah Makassar sudah diamankan,” ujar Kanit Jatanras Polrestabes Makassar, Iptu Afhi Abrianto.
Baca Juga :
Dijelaskan, pelaku melakukan aksinya atas suruhan seseorang. Usai melakukan aksi begal, para pelaku pelaku menculik dan membuang korban ke perbatasan provinsi Gorontalo, lantaran mendapat perintah dan bayaran dari seseorang.
“Kami menerima adanya informasi penculikan ini dan tim langsung melakukan penyelidikan, ” tambahnya.
Setelah dilakukan pencarian, ketiga pelaku pun dibekuk masing-masing di rumahnya masing-masing yang berada di Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Sulsel. Dari hasil interogasi, para pelaku ini dikordinir oleh seseorang untuk melakukan aksi kejahatan kepada sopir taksi online tersebut.
“Ketiga dari pelaku yang kami amankan kami telah interogasi dan mengambil keterangan, mereka semua mengiyakan mengkonfirmasi mereka mengakui. Pelaku di mana mereka dikordinir oleh satu orang yang masih kami kejar,” kata Afhi.
Selain membekuk pelaku, polisi juga turut menyita barang bukti senjata tajam yang digunakan untuk mengancam sopir taksi online tersebut. Dari hasil interogasi, para pelaku ini memiliki peran yang berbeda-beda.
“Untuk peranan dari tiga orang tersebut satu menjadi eksekutor dimana eksekutor ini yang menodong pelaku saat sedang makan di rumah makan, yang kedua adalah sopir dari mobil yang dibawa pelaku, yang ketiga ikut mendampingi dari si pelaku ini membawa korban ke Gorontalo,” ucap Afhi.
Sedangkan untuk bayaran yang diberikan oleh otak penculikan dan perampokan kasus ini menjanjikan uang sebesar puluhan juta rupiah kepada pelaku. Uang ini dibayarkan secara bertahap sebelum dan setelah mereka beraksi.
“Dari hasil interogasi kami pihak mereka mengakui ada dana yang disiapkan oleh yang menyuruh, mereka terima 40 juta untuk melakukan pekerjaan ini, dimana 30 juta diterima di awal dan 10 juta diterima setelah mengeksekusi,” jelas Afhi.
Hingga kini, motif para pelaku belum diketahui. Pasalnya untuk otak sekaligus pelaku utama yang menyuruh para pelaku untuk beraksi masih belum tertangkap.
“Untuk motif kejadian ini belum kami bisa pastikan karena otak dan pelaku utama belum kami temukan dimana informasi yang kami dapat pelaku berada di luar provinsi Sulawesi Selatan,” pungkas Afhi. (*)
Komentar