MAKASSAR – Selain penanganan banjir serta evakuasi korban longsor dan banjir di Sulawesi Selatan, Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs Hamidin menjadikan penanganan terorisme juga menjadi target prioritas. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor penyebab.
Kepada Lintasterkini.com, Irjen Pol Drs Hamidin mengemukakan beberapa sebab mengapa pencegahan paham radikalisme hal yang prioritas dilakukannya. Berikut pernyataan lengkap Kapolda Sulsel Irjen Pol Drs Hamidin :
1) Sepanjang tahun 2018 lalu ada belasan orang teroris yang ditangkap di Sulsel dan saat ini berada ditahan di Rutan dan Lapas Makasar.
Baca Juga :
2) Saat saya Kapolres Bantaeng terjadi bom Mc Donald di Mall Ratu Indah dan Showroom Haji Kalla, saya juga mengikuti perkembangan penanganan kasus ini. Saat saya Kapolres Luwu Utara ada bom cafe Sampodo, dan sayapun ikuti olah TKP sampai penyelidikan.
3) setelah itu saya masuk ke Densus 88 Anti Teror selama 4 tahun. Saya masih memonitor khusus kasus di Sulsel dan beberapa kali saya melakukan penyelidikan di wilayah Sulsel.
4) Waktu saya Direktur pencegahan BNPT 2016 lalu Sulsel tetap menjadi fokus jajaran saya. Bahkan beberapa kali, tanpa diketahui publik saya masuk ke Lapas Makasar dalam program pencegahan.
5) Saat saya menjadi Deputy Kerjasama Internasional 2018 lalu, saat ulang tahun Luwu Utara, saya diundang Bupati lutra untuk berbicara di hadapan publik sebanyak 1000 an lebih masyarakat luwu utara dan sekitarnya dalam konteks program pencegahan terorisme. Ceramah dihadiri selain masyarakat , juga oleh beberapa mantan teroris yang sudah menjadi mitra karena oleh BNPT, yang bersangkutan dimasukan dalam program soft approach BNPT.
6) Sekarang saya sebagai Kapolda Sulsel, betapa kagetnya saya setelah saya mendengar ada mantan teroris yang sudah menjadi mitra binaan yang Bahkan ikut mendengarkan aktif beberapa ceramah saya – ternyata kembali ditangkap dalam kasus terorisme.
Selain itu sangat mengaget saya ternyata ada juga barang bukti bahan peledak diantara beberapa penangkapan yang cukup besar itu.
7) Sehingga, belajar dari kasus tersebut maka, mengajak para akademisi memecahkan persoalan dalam pencegahan terorisme, mengajak cendikiawan mencari konsep pencegahan menjadi penting untuk diprioritaskan. (*)
Komentar