MAKASSAR – Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesi (Wakapolri), Komjen Pol Syafruddin melakukan kunjungan ke Mapolda Sulsel, Selasa (29/11/2016). Kunjungan tersebut membahas mengenai persiapan Pilkada, pembahasan persiapan Gedung Mapolda Sulawesi Barat, termasuk juga pengamanan demo 212 yang sedianya digelar sejumlah Ormas Islam tanggal 2 Desember 2016, menuntut proses hukum Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok dituntaskan.
Hal itu dikemukakan Wakapolri, Komjen Pol Syafruddin kepada awak media usai menggelar rapat tertutup di ruang Anandita lantai 3 Mapolda Sulsel Jalan Perintis Kemerdekaan Km 12 Makassar. Meski orang kedua di tubuh Polri ini tak menjelaskan banyak soal kedatangannya, namun ia mengaku jika dirinya bertandang ke Mapolda Sulsel tak lain membahas soal persiapan pengamanan Demo 212 yang akan digelar pada 2 Desember 2016 lusa.
Menurut Jenderal Polisi Berpangkat Bintang Tiga di pundaknya ini, Mabes Polri menilai jika sejauh ini Sulawesi Selatan masih dalam situasi kondusif aman. Ia mengatakan ini melihat aksi demo 4 November 2016, Sulsel dan Sulbar aman terkendali. Pihaknya cukup mengapresiasi Polda Sulsel dan Sulbar dan Jajaranya. Ia menilai, saat ini Polda Sulsel dan Sulbar mampu menjaga stabilitas keamanan wilayah hukumnya, sehingga masih dalam kondisi aman.
Baca Juga :
“Semua bisa diatasi dan tak ada gejolak, baik masalah lokal di wilayah hukum Polda Sulsel dan Sulbar. Namun demikian, untuk mengantisipasi perhelatan pesta demokrasi Pilkada nanti, tentu pengamanan lebih ditingkatkan lagi,” saran Syafruddin.
Kendati demikian Wakapolri mengaku Polda Sulsel dan Sulbar dinilai segalanya mampu untuk menjaga stabilitas keamanan daerahnya,”Makanya dengan melihat situasi dan mengamati sejauh ini,kami tidak begitu banyak memberikan pengarahan secara tekhnis,dan kami juga menilai secara tekhnisnya telah mengetahui wilayah hukumnya,”katanya
Ia menyebutkan, untuk pengamanan aksi 212 di wilayah hukum Polda Sulsel, telah disiapkan pasukan sebanyak 3.832 personil. Personil gabungan itu sudah tergabung TNI-Polri serta Satpol Pamong Praja.
“Kapolda telah melaporkan jika sudah melakukan pertemuan terhadap sejumlah Ormas Islam di Sulsel dan Sulbar. Namun semuanya tentu terus digalakkan
sinergitas, apalagi aksi ini merupakan aksi damai,” terang Syafruddin yang didampingi Kapolda Sulsel, Irjen Pol Anton Charliyan dan Wakapolda Brigjen Pol Lukman Wahyu Harianto.
Ia menegaskan, jika saat aksi 212 diketahui terdapat penyusup di dalamnya, maka kepolisian akan bertindak dengan tegas. Ia menyebutkan, seperti saat aksi demonstrasi 4 November 2016 lalu, itu ada 13 orang yang diamankan karena mereka dianggap pengacau.
“Berdasarkan hasil konferensi pers MUI bersama Kapolri, hasilnya cukup menggembirakan. Alhamdulillah, hasil kesepakatan bersama dalam pertemuan aksi yang digelar 2 Desember 2016 merupakan aksi damai. Mudah-mudahan itu bisa kita amankan dan selesai dengan baik. Karena itu bukan demo lagi jadinya. Itu adalah zikir kebangsaan jadinya,” terangnya.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Anton Charliyan mengaku telah mengeluarkan maklumat menjelang aksi unjukrasa jilid III terkait dugaan kasus penistaan agama terhadap, Gubernur DKI non-aktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok 2 Desember 2016 mendatang. Menurut dia, pihaknya menyampaikan melalui maklumat Polri tentang penyampaian pendapat di muka umum.
“Ini kami keluarkan dan menyampaikan maklumat tentang penyampaian pendapat di muka umum. Maklumat ini juga sudah yang kedua kalinya kami keluarkan,” ucap Anton.
Dikatakan, maklumat yang dikeluarkannya tak lain agar masyarakat mengetahui dampak dan aturan tentang menyampaikan pendapat di muka umum. Kata dia, demo itu tidak lain untuk mengeluarkan aspirasi yang disampaikan dan hal itu tidak dilarang.
“Tapi harus ada tata cara teknis menyampaikan pendapat di muka umum yang sesuai dengan Undang-undang. Boleh menyampaikan aspirasi, tapi harus sesuai dangan aturan,” katanya. (*)
Komentar