Logo Lintasterkini

Dosen FKM Unhas Edukasi Pengrajin Pandai Besi di Sidrap

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Minggu, 02 September 2018 20:06

Dosen FKM Unhas beri edukasi dan pendampingan pengrajin besi di Sidrap.
Dosen FKM Unhas beri edukasi dan pendampingan pengrajin besi di Sidrap.

SIDRAP – Tim Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM Unhas) melakukan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat di Kecamatan Tello Limpoe, Sidrap, Minggu, (2/9/2018). Tim yang diketuai Dr. Atjo Wahyu, SKM, M.Kes bersama Guru Besar FKM Unhas Prof. dr. Tahir Abdullah, M.Sc, MSPH dan dr. Furqaan Naiem, M.Sc, Ph.D ini melakukan edukasi dan pendampingan.

Edukasi dan pendampingan guna peningkatan kesadaran penggunaan alat pelindung telinga dalam mencegah kejadian gangguan pendengaran pada pengrajin pandai besi. Kegiatan ini juga melibatkan alumni dan mahasiswa Magister Konsentrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Unhas.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan pengrajin pandai besi di Kecamatan Tellu Limpoe. Salah seorang
peserta bernama Jamal menyampaikan bahwa pemaparan materi yang disampaikan sangat menarik. Ia juga berterima kasih
dibagikannya alat pelindung diri secara gratis.

“Kami sangat senang bisa mendapatkan penjelasan tentang gangguan pendengaran dan pembagian kacamata, sarung tangan, pelindung telinga (earplug) dan masker secara cuma-cuma,” tutur Jamal.

Fokus dari pengabdian ini yaitu mengupayakan peningkatan kesadaran praktek penggunaan alat pelindung diri, terutama alat
pelindung telinga pada saat bekerja. Penggunaan alat pelindung telinga akan mencegah terjadinya gangguan kesehatan, terutama
gangguan auditoir (sistem pendengaran).

Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini mencakup faktor bahaya dan risiko di tempat kerja pengrajin besi, jenis dan fungsi
Alat Pelindung Telinga (APT), dan kepatuhan dalam penerapan penggunaan APT dan sanitasi.

“Kita sangat berharap agar warga pengrajin bisa lebih menerapkan perilaku safety dalam bekerja setelah mengikuti pelatihan
ini, sehingga tetap sehat dan selamat dalam menjalani profesinya,” ujar Dr. Atjo Wahyu.

Sebagaimana diketahui bahwa profesi pengrajin pandai besi semakin langka. Pengrajin besi di Sidrap ini biasa memproduksi
parang, pisau, sabit, cangkul dan alat-alat pertanian.

Dalam melakukan pekerjaannya, seorang pekerja pandai besi akan terpapar dengan panas, bising, debu, asap, dan lainnya yang
sangat berpotensi merugikan kesehatannya.

“Oleh karena itu, kita sangat berharap agar pekerja semakin meningkatkan kesadaran yang setinggi-tingginya untuk menerapkan ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan senantiasa menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di tempat kerjanya,” pungkasnya. (*)

 Komentar

 Terbaru

News09 Juli 2025 13:49
Ketua Komisi D DPRD Makassar Tegaskan Pengawasan Ketat SPMB 2025 Demi Transparansi dan Keadilan
MAKASSAR — Ketua Komisi D DPRD Makassar, Ari Ashari Ilham, menegaskan komitmennya dalam mengawal pelaksanaan Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) ta...
News09 Juli 2025 12:51
Polda Sulsel Gelar Operasi Patuh 2025, Fokus Edukasi dan Tindak Pelanggaran Lalu Lintas Serius
MAKASSAR – Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan menyatakan kesiapan penuh dalam melaksanakan Operasi Mandiri Kewilayahan Patuh 2025 yang akan ...
News09 Juli 2025 07:47
Perumda Parkir Makassar Lakukan Sidak Parkiran Mal Ratu Indah yang Berdiri di Atas Saluran Drainase
MAKASSAR — Perumda Parkir Makassar melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap area parkir Mal Ratu Indah (MARI) yang diketahui berdiri di atas sal...
News08 Juli 2025 22:51
Wabup Sudirman Bungi Lakukan Dialog Dengan Pengurus PWI Pinrang
PINRANG — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pinrang berkesempatan melakukan dialog bersama Wakil Bupati (Wabup) Pinrang, Sudirman Bun...